Beramal Sedekah, Dari Sisi Kesehatan dan Ekonomi
Beramal menjadi salah satu aspek penting dalam kehidupan. Manusia sebagai makhluk sosial yang hidup di dunia ini, tidak lepas dari pertolongan orang lain.
Allah menciptakan makhluk di dunia ini mempunyai jalan cerita dan takdir yang berbeda-beda, terkadang satu sama lain saling terkait. Misalnya dalam hal rezeki, adakalanya seseorang diberikan Allah rezeki yang cukup bahkan berlimpah daripada orang lain.
Hal tersebut tentu ada maksud dan tujuannya, salah satunya agar rezeki itu dibagi kepada yang lain. Atau bisa jadi Allah sengaja menitipkan rezeki tersebut untuk diberikan pada orang yang membutuhkan maupun yang tidak. Ada hak yang harus diberikan pada penerimanya dan menjadi berkah baginya.
Dalam Al-Quran, Allah berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, menginfakkanlah kalian (di jalan Allah) sebagian dari rezeki yang telah Kami (Allah) berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli, tidak ada kekasih dan tidak ada lagi syafa’at (hari kiamat). Sesungguhnya Allah tidak senang pada orang-orang yang dzolim” (Qs. Al Baqarah: 254)
Di dalam Islam, istilah zakat, infak dan sedekah menjadi istilah yang tidak asing. Walaupun ada perbedaan dari segi ketentuan dan waktu pembayarannya, ketiganya merujuk pada perilaku seseorang yang memberikan sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain atau lingkungan sekitar. Tidak jarang beramal atau bersedekah akan memberikan efek domino yang positif.
Dari sisi sains ‘memberi’ atau ‘beramal’ memiliki banyak manfaat,
baik dari segi psikologi maupun kesehatan. Dengan beramal berdampak pada
peningkatan kepuasan hidup yang membuat seseorang merasa lebih bahagia.
Efek tersebut tersebut mengurangi tingkat stress yang membuat seseorang
lebih sehat.
Dilansir dari moneycrash.com, didukung oleh para
peneliti dari Universitas John Hopkins dan Universitas Tennessee
menemukan orang yang beramal mengalami penurunan tingkat stres dan
tekanan darah yang lebih rendah.
Seseorang yang aktif dalam kegiatan amal dapat merangsang respon otak seperti respon yang diaktifkan oleh obat-obatan. Respon ini memunculkan efek dopamin dan endorfin (efek yang positif) yang disebut sebagai perilaku hedonis yang bermanfaat.
Pernyataan ini didukung dalam sebuah riset yang dilakukan oleh profesor dari Universitas Oregon dan rekan-rekannya dalam jurnal yang berjudul: Neural responses to taxation and voluntary giving reveal motives for charitable donations.
Beramal sedekah tidak hanya dianjurkan bagi semua orang, tidak hanya dikhususkan bagi golongan tertentu. Beberapa riset menunjukkan efek positif dari sedekah salah satunya dapat meningkatkan pendapatan.
Dalam Al-Quran, Allah berfirman: “Gambaran orang yang menafkahkan (infaq) harta mereka dalam jalan Allah sebagaimana gambaran sebutir benih yang menumbuhkan tujuh tangkai dan masing-masing tangkai menumbuh seratus benih. Allah melipatkan gandakan (pahala) pada orang yang dikehendaki. Adapun Allah Maha Luas (ilmu dan rezekiNya) lagi Maha Mengetahui” (Qs. Al Baqarah: 254)
Dilansir dari forbes.com, dalam buku yang ditulis Elizabeth Dunn dan Michael Norton yang berjudul Happy Money: The Science of Happier Spending (2013) menemukan fakta bahwa menyumbangkan uang memberikan kebahagiaan dan menggandakan pemasukan.
Arthur C. Brooks, seorang ilmuwan sosial asal Amerika sekaligus presiden American Enterprise Institut juga menganalisa data dari lembaga survei terkemuka Amerika, The Social Capital Community Benchmark Survey (The SCCBS), tentang hubungan beramal dan kekayaan .Dari analisa tersebut ditemukan bahwa orang yang beramal sedekah menghasilkan lebih banyak uang.
Lembaga survei tersebut juga mengungkapkan fakta orang akan berdonasi lebih banyak 7% ketika pendapatannya naik sebanyak 10 %. Walaupun pernyataan itu sulit dipahami dari sisi ekonomi, secara garis besar faktanya beramal akan meningkatkan pendapatan seseorang.
Ini menjadi salah tanda kekuasaan Allah dan benarnya firman Allah dalam Al-Quran sebelum banyaknya penelitian ilmiah tentang keutamaan beramal. Dalam surat Al-Baqoroh, Allah berfirman:
“Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah yang menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan” (Qs. Al Baqarah: 245)
Pada hakikatnya beramal sedekah itu menabung kebaikan bagi diri seseorang untuk masa depan. Tentunya harus berlandaskan keikhlasan dan niat murni karena Allah (mukhlis lillah) agar menjadi tabungan pahala bagi siapapun yang mengerjakannya.(laras/lines)
Sumber:
https://zakat.or.id/perbedaan-zakat-infak-dan-sedekah/
https://www.moneycrashers.com/benefits-charitable-giving-donations/
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17569866
https://www.forbes.com/sites/camilomaldonado/2018/07/10/you-should-budget-for-charitable-giving-even-if-not-rich/#4191ef167439
https://www.effectivebusinessideas.com/giving-and-wealth/