Peran Ilmuwan dan Sains Islam Dalam Membentuk Peradaban Dunia (3)
Tersebarnya kepercayaan astrologi merupakan penyebab utama tersiarnya ilmu pengetahuan astronomi dari satu kebudayaan ke kebudyaan lainnya, seperti halnya yang terjadi dari bangsa Mesopotamia sampai ke Yunani, lalu ke India.
Neugebauer juga menjelaskan bahwa terminologi dan metode astrologi Hindu jelas berakar dari Yunani, misalnya lambing-lambang zodiac yang merupakan kata-kata pinjaman dari Yunani. Penyebaran ini dapat mencapai India melalui du jalan yaitu lewat jalur darat Persia dan jalur laut Romawi.
Sistem yang digunakan dalam astrologi Babilonia setiap harinya mengacu kepada salah satu dari tujuh benda-benda angkasa yang bergerak seperti matahari, bulan, dan lima planet yang sudah dikenal. Urutan dimana benda-benda angkasa tersebut tampak dalam horoskop Babilonia adalah Matahari-Bulan-Yupiter-Venus-Merkurius-Satyrnus-Mars. Sedangkan horoskop Yunani memiliki susunan lain yaitu Matahari-Bulan-Saturnus-Yupiter-Mars-Venus-Merkurius. Pada akhirnya urutannya berubah seperti yang digunakan dalam horoskop modern yaitu Matahari-Bulan-Mars-Merkurius-Yupiter-Venus-Satur nus. Susunan ini menjadi dasar pemberian nama-nama hari dalam seminggu dalam bahasa-bahasa Eropa.
Seorang astronom Babilonia bernama Varossos yang pindah ke pulau Cos di Yunani sekitar tahun 270 SM adalah orang yang dianggap menjadi penghubung langsung dalam penyebaran ilmu pengetahuan Mesopotamia ke bangsa Yunani, walaupun karya-karya dia tidak berisi tulisan mengenai matematika astronomi. Namun demikian sebagaimana yang disimpulkan oleh Neugebauer, bahwa pengaruh Babilonia terlihat dalam dua cara yang berbeda dalam astronomi Yunani yaitu pertama, dalam menyumbang materi-materi empiric dasar untuk teori geonometri yang sudah dijabarkan. Kedua sebagai penyambung langsung metode-metode aritmetika yang digunakan secara bersamaan dan secara independen dengan teori geometri.
Matematika dan astronomi Babilonia yang diserap oleh bangsa Yunani pada gilirannya diteruskan kepada orang-orang Arab dimana beberapa dari mereka menerimanya melalui para penganut filsafat Yunani yang tinggal di sisi tenggara Anatolia dan Mesopotamia, dan beberapa lainnya lewat Hindustan. Sebuah proses seperti layaknya pasang surutnya pengetahuan yang tersebar lewat pertalian kebudayaan Timur dan Barat. (WD)